Huawei Mengumumkan Panel Juri untuk Penghargaan Film Perdananya


Dua sutradara terkenal dari Indonesia akan menentukan pemenang hadiah sebesar USD20.000

Jakarta, 23 Desember 2019 - Dua sutradara terkenal telah diumumkan sebagai juri HUAWEI Film Award pertama di Asia Pasifik, berlangsung dari 15 Desember 2019 hingga 15 Februari 2020. Para sutradara film terkemuka di panel dipilih berdasarkan pengalaman industri mereka dan keahlian, yang akan mereka terapkan untuk memilih pemenang HUAWEI Film Award tahun ini.

Para visioner yang terkenal ini telah memenangkan banyak penghargaan dan pengakuan, menyentuh para penonton di seluruh negeri dengan seni dan kreativitas mereka. Menerapkan mata mereka yang tajam untuk sinematografi, para juri ini akan dapat mengidentifikasi dan membina bakat-bakat pemula sambil memberikan panduan bagi para pembuat film muda dan pembuat konten untuk menyadari potensi mereka yang sebenarnya.

Bergabung dengan panel juri tahun ini adalah:

Angga Dwimas Sasongko
Memulai karirnya ketika berusia 19 tahun, Angga telah menciptakan puluhan video komersial TV, ratusan video musik, satu film dokumenter fitur, dan sejumlah film fitur. Ia mendirikan Visinema Pictures, sebuah perusahaan produksi film pemenang penghargaan yang berbasis di Jakarta. Film keduanya, 'Hari Untuk Amanda' dinominasikan dalam Piala Citra 2010 untuk 8 kategori, termasuk Sutradara Terbaik. Dengan filmnya 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku', ia menjadi produser termuda yang memenangkan Piala Citra untuk Film Terbaik di Festival Film Indonesia. Film lainnya 'Surat Dari Praha' menjadi entri resmi Indonesia untuk Kategori Best Foreign Language Movie di Academy Award pada 2016. Duologi 'Filosofi Kopi' dan 'Filosofi Kopi 2: Ben & Jody' memiliki penonton setia sendiri. Angga juga salah satu sutradara film lokal pertama yang berkolaborasi dengan Fox International Production untuk 'Wiro Sableng' pada tahun 2018. Film terbarunya, 'Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini' saat ini sedang diputar bioskop dan mendapat banyak respon positif di minggu pertama pemutarannya.

Menggunakan HUAWEI Mate 30 Pro sebagai kamera utamanya, Angga menyutradarai proyek film pendeknya yang berjudul 'Menanti Keajaiban', bercerita tentang dua teman Hana dan Rio, yang bekerja sama untuk menulis kisah cinta Kinan dan Karin. Pasangan itu secara kebetulan bertemu dan jatuh cinta. Ketika film itu ditulis ulang, ingatan Karin terus kembali ke pertama kalinya dia bertemu Kinan, tetapi tidak mengingat siapa dia, sementara Kinan selalu mengingatnya dan menolak untuk berpisah. Ketika mereka menyadari ada 'pihak ketiga' yang mengendalikan nasib mereka, Kinan mencoba menemukan cara untuk lebih dekat dengan Tuhan, sehingga ia dan Karin dapat tetap bersama selamanya.

Dalam prosesnya pembuatannya, Angga mengaku mendapat banyak dukungan, terutama perihal kerjasama antar kru film yang dimilikinya. Angga dan kru memastikan bahwa setiap tugas yang dilakukan selama proses pembuatan film ini dipegang oleh tangan profesional, misalnya pada saat proses pengambilan gambar, proses editing maupun penyempuraannya. Pengalaman dan juga ide-ide kreatif yang dimiliki oleh Angga selama 19 tahun karirnya didunia perfilman, menghasilkan alur cerita dan sinematografi yang sangat menarik untuk menjadi salah satu acuan bagi para produser muda yang ingin berkarir didunia perfilman Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinotif Bimbel Spesialis Matematika, Fisika dan Kimia

Homeschooling dibidang Matematika, Fisika dan Kimia dengan Sinotif Lebih Mudah Untuk Mengontrol Pembelajaran Anak

Vitalis Sabun Mandi Yang Memiliki Keharuman Tahan Lama dan menjanjikan Pengalaman Mandi Yang Berbeda.