RAGAM AKTIVITAS ANCOL YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP


Jakarta, 10 Januari 2020 – Hari Lingkungan Hidup Nasional di peringati setiap tanggal 10 Januari. Sebagai kawasan wisata terpadu di Jakarta, Taman Impian Jaya Ancol tidak hanya menawarkan sejumlah fasilitas dan wahana rekreasi namun juga memiliki konsep hiburan yang memiliki misi edukasi (edutainment). Taman Impian Jaya Ancol juga sebagai salah satu Lembaga Konservasi (LK) dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Aktivitas apa saja yang telah dan akan dilakukan Ancol untuk menjaga Lingkungan Hidup yang berkelanjutan, berikut uraiannya:

*MENYEDIAKAN RUANG TERBUKA HIJAU*
Setelah pengalih fungsian lapangan golf di kawasan Ancol menjadi ecopark pada tahun 2011, kini kawasan seluas 32 hektar yang berada di tengah-tengah taman wisata ini betul-betul menjadi oase di pantai utara Jakarta. Kawasan ini kini ditumbuhi oleh 2.395 pohon yang tersebar dengan lebih dari 40 jenis tumbuhan. Tentunya selain memberikan kontribusi peningkatan kualitas oksigen yang baik, kawasan ini juga menjadi pusat olahraga.

Tidak sedikit komunitas olahraga yang melakukan aktivitasnya di kawasan ini. Paling banyak di pagi dan sore hari. Terlebih area ini mudah diakses karena lokasinya yang berdekatan dengan Pasar Seni yang sudah rimbun dengan pepohonan dan gratis. Tidak diperlukan biaya tambahan untuk mengunjugi ruang tebuka ini.

Dengan hadirnya ecopark di kawasan Ancol juga menarik minat partisipasi korporasi untuk berkolaborasi. Allianz bersedia menjadi mitra selama 5 tahun sejak 2012, sehingga kini penamaan kawasan tersebut menjadi Allianz Ecopark. Terdapat track jalan dan sepeda yang memutari Allianz Ecopark ini, serta zona interaksi dengan beberapa satwa seperti pemberian makan ikan dan burung-burung liar.

*MENDATA KEHIDUPAN BIOTA LIAR DI ANCOL*
Hadirnya Allianz Ecopark ternyata tidak hanya mengundang hadirnya pengunjung tetapi juga biota hidupan liar. Berdasarkan penelitian dari tim Biological Bird Club “Ardea” yang dilakukan sejak 2010 – 2017, tercatat sebanyak 62 jenis burung, 29 jenis kupu-kupu, 12 jenis capung dan 6 jenis amphibi hidup di Allianz Ecopark. Beberapa jenis capung, kupu-kupu dan burung memanfaatkan bunga dan buah yang dihasilkan oleh pepohonan, beberapa lainnya memanfaatkan sungai dan danau yang ada di dalamnya.

Salah satu burung yang cukup awam untuk ditemui adalah jenis Bentet Kelabu. Burung ini memiliki ukuran sedang, kepala berwarna abu-abu, sisi tubuh berwarna coklat muda dan bersayap hitam. Kerap ditemui saat berada di lahan terbuka dan saat memakan serangga yang berada di tanah ataupun yang terbang.

Hasil pengamatan tersebut dijadikan dalam sebuah buku yang menjadi sarana edukasi dan informasi bermanfaat bagi stakeholder yang membutuhkannya dan masih akan terus dilanjutkan pengamatannya dari tahun ke tahun.

*RESTORASI KERANG HIJAU DI TELUK JAKARTA, UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR LAUT YANG LEBIH BAIK*
Teluk Jakarta atau Kawasan Ancol Taman Impian merupakan habitat alami dari berbagai jenis biota laut seperti kerang hijau, kepiting batu, ketang-ketang, angel fish, ubur-ubur, baronang, sembilang, damsel, dan lain sebagainya.

Dalam upaya penyelamatan kualitas air laut di perairan Ancol, Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sejak 2018 berinisiatif untuk memulihkan kualitas air laut dan mengembangkan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya melalui program restorasi kerang hijau.

Berdasarkan hasil penelitian dan eksperimen tim konservasi Ancol pada pertengahan tahun 2018, diketahui 1 kg kerang hijau mampu menyaring air sebanyak 10 liter per jam. Sebanyak 96 kg kerang hijau hasil restorasi yang dilakukan pun telah mampu menyaring 960 liter air laut secara alami dan menurunkan nitrogen sebanyak 21 mg per jam.

Dari hasil perhitungan sampel dilapangan yang dilakukan pada 12 Desember 2019 didapatkan hasil 2.618 kg kerang hijau yang berhasil ditumbuhkan dari hasil restorasi, yang berarti sebanyak 26.180 liter air laut difiltrasi secara alami setiap jamnya. sehingga kualitas air laut menjadi semakin baik dan menginisiasi hadirnya keanekaragaman hayati yang lestari.

Selama tahun 2019 tercatat 392 volunter ikut terlibat dalam kegiatan restorasi kerang hijau, berasal dari berbagai komunitas dan sekolah di Jakarta dan sekitarnya.

*MENGELOLA SAMPAH SECARA MANDIRI DAN MELARANG PENGGUNAAN KEMASAN STYROFOAM*
Sebagai salah satu upaya mengurangi beban lingkungan, sejak tahun 2012 Manajemen Ancol melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Tempat pengolahan sampah mandiri “Ancol Zero Waste” ini memiliki luas 360 m2 dan terletak di bagian timur kawasan rekreasi Ancol.

Proses pengolahan sampah ini terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik (daun, ranting dan dahan) dan sampah anorganik (plastik). Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang selanjutnya akan digunakan untuk pemupukan dan perawatan taman di area rekreasi dan properti Ancol.

Sampah yang dihasilkan dari unit Atlantis Water Adventure, Dunia Fantasi, Allianz Ecopark, Seaworld Ancol, Putri Duyung Ancol dan Ocean Dream Samudra ini rata-rata berjumlah 122m3 per bulan dan menghasilkan 80% menjadi pupuk kompos dan sisanya adalah sampah an-organik. Sementara volume sampah yang dihasilkan dari kawasan taman dan pantai berjumlah 45.713 m3 atau rata-rata 3.809 m3 per-bulan.

Selain melakukan pengolahan sampah secara mandiri tentunya dibarengi dengan edukasi dengan menyediakan tempat sampah yang berbeda warna untuk pemilahan antara sampah organik dan anorganik.

Sampah botol plastik yang dihasilkan oleh pengunjung pun dikumpulkan untuk dijadikan sebuah dekorasi seni instalasi dari botol bekas yang dapat dilihat di unit rekreasi Ocean Dream Samudra dan Sea World Ancol.

Manajemen Ancol juga mewujudkan komitmennya dengan mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan kemasanan makanan berbahan styrofoam di seluruh restoran yang berada di kawasan Ancol. Kini, kebijakan tersebut berkembang ke arah pelarangan penggunaan sedotan plastik.

Kini, Manajemen Ancol juga tengah melakukan sosialisasi di retail yang berada di kawasan Ancol untuk menggunakan kantong belanja ramah lingkungan, sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 142 Tahun 2019.

Tentunya seluruh upaya ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengunjung kawasan wisata Ancol untuk turut menjaga lingkungan yang bersih. Harapannya Ancol dapat menjadi kawasan wisata terpadu yang terawat, bersih serta peduli terhadap kualitas lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinotif Bimbel Spesialis Matematika, Fisika dan Kimia

Homeschooling dibidang Matematika, Fisika dan Kimia dengan Sinotif Lebih Mudah Untuk Mengontrol Pembelajaran Anak

Vitalis Sabun Mandi Yang Memiliki Keharuman Tahan Lama dan menjanjikan Pengalaman Mandi Yang Berbeda.