Peringati Hari AIDS Sedunia, Kemenkes RI dan Ditjen PAS Serukan Pentingnya Penanganan HIV-AIDS di Lapas dan Rutan



Dalam rangka Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2018,Direktur PML dan kalapas narkotika, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan serukan pentingnya penanganan HIV-AIDS di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) dan Rumah Tahanan Negara (RUTAN). Acara diselenggarakan di LAPAS Khusus Narkotika Kelas II A, Jakarta, 

 HAS tahun ini mengusung tema Saya Berani, Saya Hebat! “Tema ini dipilih sebagai bagian dari pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dengan pendekatan deteksi dini dan pengobatan segera atau early detection and prompt treatment.

Kemenkes RI mengajak jajaran Pemasyarakatan untuk semakin memperluas layanan HIV AIDS di Lapas dan Rutan. Dengan harapan penularan dapat ditekan serendah mungkin dan para WBP serta tahanan yang positif HIV dapat segera diobati.

Program dan layanan pencegahan HIV telah dibentuk di Lapas dan Rutan, termasuk didalamnya program penyuluhan, layanan skrining HIV dan tes bagi semua Tahanan dan Narapidana baru, rujukan antiretroviral therapy (ART), program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) HIV-AIDS, konseling, kelompok dukungan sebaya dan program peningkatan kapasitas petugas.

karena Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan tahanan adalah kelompok non populasi kunci yang rentan penularan HIV, sehingga perlu segera diketahui status HIV-nya jumlah WBP dan tahanan narkotika di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. WBP dan tahanan adalah kelompok masyarakat yang berada dalam closed settings. Karena itu, perlu mendapat perhatian dan pendekatan khusus guna meningkatkan derajat kesehatannya.
Peringatan Hari AIDS Sedunia atau HAS tahun ini mengambil tema Saya Berani, Saya Sehat! Artinya, berani memeriksakan status HIV dan bila positif HIV akan tetap sehat karena patuh minum obat ARV. Tema ini dipilih sebagai bagian dari pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dengan pendekatan deteksi dini (early detection) dan pengobatan segera (prompt treatment)
Ditjenpas Kemenkumham juga berkomitmen untuk melaksanakan skrining tes HIV bagi seluruh tahanan dan WBP, dan memberikan segera penatalaksanaan dalam upaya mempertahankan kesehatan WBP. Dengan mengetahui status HIV, disiplin dalam melaksanakan pengobatan dapat mempertahankan kualitas kesehatan untuk optimalnya program pembinaan kemandirian.
Layanan kesehatan terkait konseling dan tes HIV/AIDS telah terselenggara di 431 RS, Puskesmas LSM dan Rutan/Lapas. Lalu, diselenggarakan pula layanan perawatan dan pengobatan bagi ODHA di 323 rumah sakit yang merupakan satelit atau pengampunya. Terkait layanan jarum dan alat suntik steril saat ini tersedia di 194 Puskesmas, sementara program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) ada di 91 RS dan Puskesmas. Selain itu, program terapi rumatan Metadon sampai saat ini telah ada di 79 RS, Puskesmas dan Rutan/Lapas. Akses pengobatan ARV bagi ODHA kini semakin meningkat. Namun, tentu masih perlu peningkatan bahkan diperluas ke seluruh layanan kesehatan yang terdapat di Lapas atau Rutan.
Pada kesempatan meminta dukungan para WBP dan tahanan untuk mendorong rekan-rekannya secara sukarela untuk tes dorong teman-temannya untuk memeriksakan diri. Kalau HIV semakin cepat diobati, semakin baik. Kalau saya yang bicara, mungkin tidak akan didengar. Kalau teman-temannya yang mengajak akan lebih didengar.
Dr. Wiendra Waworuntu, MKes Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung juga mengingatkan bahwa para ODHA perlu rajin memeriksakan diri karena penurunan daya kekebalan tubuh membuat mereka rentan terkena TBC, Hepatitis maupun infeksi menular seksual.
Sebuah materi edukasi dan promosi kesehatan tentang pentingnya obat ARV dalam pengobatan HIV, materi tersebut menggarisbawahi sebuah tagline: Ada Obat, Ada Jalan.
HIV itu ada obatnya, antiretroviral (ARV) namanya. Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan. ARV dijamin ketersediaannya oleh pemerintah dan gratis pemanfaatannya.
Saat ini, berkat kemajuan ilmu dan teknologi, prosedur pemeriksaan dan pengobatan HIV AIDS semakin mudah. Selaras dengan hal tersebut, sangat diharapkan adanya perubahan cara pandang masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS dapat berubah sehingga jangan sampai ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Infeksi HIV adalah infeksi virus secara kronis yang sebenarnya dapat dikelola, layaknya penyakit kronis lainnya seperti diabetes melitus atau hipertensi. Selain itu, infeksi HIV ada obatnya, sehingga jika dilakukan deteksi secara dini dan segera diobati dapat menjada ODHA tetap sehat dan produktif
#ada Obat ada Jalan  Slogan "ada OBAT, ada JALAN' diilhami "dimana ada kemauan, di situ ada jalan". Minum Obat ARV adalah kemauan kuat yang akan membuka jalan untuk hidup yang tetap cerah bagi ODHA.
Terapi ARV adalah pembuka peluang atau jalan agar bisa hidup sehat seperti kebanyakan orang. 

 Jika sehat maka dapat beraktivitas seperti non ODHA sehingga hidup lebih bermakna dan berkualitas yang pada akhimya membuat orang di sekeliling ikut menikmati dampak positif 

ODHA yang produktif sama dengan warga lainnya, akan memberikan kemanfaatan pada lingkungan (Sumi)
Acara Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2018, di hadiri oleh Komunitas Blogger.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinotif Bimbel Spesialis Matematika, Fisika dan Kimia

Homeschooling dibidang Matematika, Fisika dan Kimia dengan Sinotif Lebih Mudah Untuk Mengontrol Pembelajaran Anak

BERLANGSUNG MERIAH, INI 3 HAL YANG BIKIN AUTO KANGEN DWP